Rabu, 12 Mei 2010

Married

Bayangin klo q udah nikah.....punya baby....punya rumah,,,,,tinggal sama suami tercinta....wkwkwkwkwk...kayaknya seru deh...Q pikir, itu salah satu hal yang aq inginkan. Q bisa bahagia sama mereka-mereka yang q sayangi. Tiap hari bisa ketemu dirinya terus, tanpa perlu terbatas jam bebas atau aturan-aturan yg gak penting. Trus, ntar bisa punya baby yang lucu-lucu. Bisa mandiin mereka, bisa suapin mereka. Rasanya klo bisa jadi ibu tuh bahagia banget ya? Kriteria suami idaman??? ad dunkz. Aq pengen suamiku nanti bisa masak(cz aq gk bs masak).Trus percaya, gak cemburuan. Ngerti aq luar dalem. Gimana bisa langgeng klo suaminya gk percaya sama aq??Menyiapkan buat keluarga yang bahagia, untuk aq, drinya dan anak2ku nanti gpp kn???

Minggu, 09 Mei 2010

Ada kalanya seseorang yang kita anggap baik selama ini, tiba-tiba menjadi seseorang yang kita benci. Seseorang yang membuat kita begitu merasa tidak nyaman dengan sebuah keadaan. Suatu saat, ada kalanya kita merasa seseorang yang kita kenal dekat, tiba-tiba saja berubah mencampuri apapun tentang hidup kita. Berkata sesuatu tentang kita, padahal dirinya tak tahu apa-apa tentang kita. Kesal rasanya diperlakukan seperti itu. Pada akhirnya, dia hanya menimbulkan kesalahpahaman tentang orang lain. Ucapan-ucapannya tentang kita sering salah dimengerti oleh orang lain. Padahal, belum tentu diri kita, dan apa yang kita lakukan sesuai dengan apa yang dia ucapkan.
Dengan dengan seseorang, bukan brarti kita berhak ikut campur dalam hidupnya. Ikut campur dalam hidup keluarga, sahabat, ataupun kekasih tentu ada batasnya. Tidak boleh melulu mengurusi setiap masalah hidupnya,ataupun mengatur hidupnya seenak diri kita sendiri. Setiap orang punya privasi dalam batas-batasnya sendiri. Hanya dirinya sendiri yang tahu sampai dimana privasi itu berbatas.Kita semua manusia, yang memiliki perasaan dan pikiran, bukan robot yang seenaknya diatur orang lain, dan tidak mempunyai perasaan atau pikiran.
Dekat seseorang bukan brarti mengatur hidupnya bak sebuah boneka. Kita hanya bisa sebatas memberikan nasihat an tindakan seperlunya. Tentu yang kita lakukan sebatas privasi orang itu. Berlebihan dalam mengambil tindakan tentu membuat tidak nyaman, karna orang tersebut merasa privasinya diganggu. Melakukan sesuatu tentu harus mempertimbangkan perasaan orang lain.
Dekat dengan seseorang bukan berarti “sok tahu” dengan orang tersebut. Kadang, saking “dekatnya” dengan seseorang, kita sering menyampaikan informasi yang salah mengenai orang tersebut paa orang lain.Pada teman, sahabat, atau kekasih. Hanya agar kita mendapat perhatian dari seseorang yang lebih senior. Bukannya membantu, hal ini justru menyulitkan orang itu. Tidak semua orang mempunyai pikiran yang sama. Ada kalanya seseorang berpikiran negative. Saat kita measa tahu tentang segala sesuatu mengenai sseorang, saat itulah rasa “sok tahu” kita muncul.
Maka, pikirkanlah lagi, bila kita harus ikut ambil bagian dalam kehidupan orang lain. Bisa jadi kita tiak membahagiakan, tetapi justru menyengsarakan hidup orang itu!
Ada kalanya seseorang yang kita anggap baik selama ini, tiba-tiba menjadi seseorang yang kita benci. Seseorang yang membuat kita begitu merasa tidak nyaman dengan sebuah keadaan. Suatu saat, ada kalanya kita merasa seseorang yang kita kenal dekat, tiba-tiba saja berubah mencampuri apapun tentang hidup kita. Berkata sesuatu tentang kita, padahal dirinya tak tahu apa-apa tentang kita. Kesal rasanya diperlakukan seperti itu. Pada akhirnya, dia hanya menimbulkan kesalahpahaman tentang orang lain. Ucapan-ucapannya tentang kita sering salah dimengerti oleh orang lain. Padahal, belum tentu diri kita, dan apa yang kita lakukan sesuai dengan apa yang dia ucapkan.
Dengan dengan seseorang, bukan brarti kita berhak ikut campur dalam hidupnya. Ikut campur dalam hidup keluarga, sahabat, ataupun kekasih tentu ada batasnya. Tidak boleh melulu mengurusi setiap masalah hidupnya,ataupun mengatur hidupnya seenak diri kita sendiri. Setiap orang punya privasi dalam batas-batasnya sendiri. Hanya dirinya sendiri yang tahu sampai dimana privasi itu berbatas.Kita semua manusia, yang memiliki perasaan dan pikiran, bukan robot yang seenaknya diatur orang lain, dan tidak mempunyai perasaan atau pikiran.
Dekat seseorang bukan brarti mengatur hidupnya bak sebuah boneka. Kita hanya bisa sebatas memberikan nasihat an tindakan seperlunya. Tentu yang kita lakukan sebatas privasi orang itu. Berlebihan dalam mengambil tindakan tentu membuat tidak nyaman, karna orang tersebut merasa privasinya diganggu. Melakukan sesuatu tentu harus mempertimbangkan perasaan orang lain.
Dekat dengan seseorang bukan berarti “sok tahu” dengan orang tersebut. Kadang, saking “dekatnya” dengan seseorang, kita sering menyampaikan informasi yang salah mengenai orang tersebut paa orang lain.Pada teman, sahabat, atau kekasih. Hanya agar kita mendapat perhatian dari seseorang yang lebih senior. Bukannya membantu, hal ini justru menyulitkan orang itu. Tidak semua orang mempunyai pikiran yang sama. Ada kalanya seseorang berpikiran negative. Saat kita measa tahu tentang segala sesuatu mengenai sseorang, saat itulah rasa “sok tahu” kita muncul.
Maka, pikirkanlah lagi, bila kita harus ikut ambil bagian dalam kehidupan orang lain. Bisa jadi kita tiak membahagiakan, tetapi justru menyengsarakan hidup orang itu!